a.openpanel {display:block;width: 100% ;height: 30px ;padding:0px 0px;text-align:center;font- weight:bold;line-height:30px;background: #9E9E9E ;-webkit- transition: all .15s ease-in-out;-webkit-transform-origin: 50% 1px;position:relative;} a.openpanel em {width:0px;height:0px;display:block;position:absolute;top:15px; right:15px;border:6px solid transparent;border-top- color:white;} a.openpanel.active {background-color:#;} a.openpanel.active em {top:6px;border color:transparent transparent white transparent;} div.paneline {height:0px;-webkit-transition: all .15s ease-in- out;-webkit-transform-origin: 50% 1px;} div.openclosePanel {padding:10px 20px 20px;margin:0px 0px !important;}

Selasa, 09 April 2013

TENTANG KELAPA SAWIT

KELAPA SAWIT

 Taksonomi Kelapa Sawit :
Divisi                            : Tracheophyta
Sub Divisi                     : Pteropsida
Kelas                           : Angiospermae
Sub Kelas                    : Monocotyledoneae
Ordo                            : Cocoideae
Famili                            : Palmae
Sub Famili                     : Cocoideae
Genus                            : Elaeis
Spesies                          : Elaeis guineensis  Jacq

Nama latin dari kelapa sawit adalah Elaeis guineensis Jacq. Elaeis berasal dari kata Elaion yang berarti minyak dalam bahasa Yunani dan Guineensis berasal dari kata Guinea yaitu pantai Barat Afrika. Jacq berasal dari nama ahli botani (botanist) Amerika bernama Jacquin

Varitas dari kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal, yaitu berdasarkan warna kulit buah, ketebalan cangkang dan daging buah, warna buah dan lain-lain. 

1. Varitas Berdasarkan Warna Kulit Buah

Berdasarkan warna kulit buah, spesies Elaeis guineensis Jacq dibedakan menjadi 3 varitas, sebagai berikut :

Nigrescens yaitu : Buahnya berwarna violet sampai hitam waktu masih muda dan menjadi merah kuning (orange) sesudah matang.

Virescens yaitu : Buahnya berwarna hijau waktu masih muda dan menjadi merah kuning (orange) sesudah matang.

Albescens yaitu : Buah muda berwarna kuning pucat (keputih-putihan), tembus cahaya karena mengandung sedikit karoten dan tetap menjadi kekuning-kuningan sesudah matang dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. 

Varitas nigrescens dan virescens buahnya ada yang memiliki carpel tambahan (bersayap) yang dikenal sebagai Diwakka-wakka. Varitas lainnya ada yang disebut sebagai Elaeis idolatrica yaitu daunnya menyatu atau anak daunnya tidak memisah.

2. Varitas Berdasarkan Ketebalan Cangkang dan Daging Buah

Berdasarkan tebal tipisnya cangkang (tempurung) dan daging buah (mesocarp), spesies Elaeis guineensis jacq dapat dibedakan menjadi 5 varitas, yaitu :

• Dura yaitu : Buah dengan cangkang cukup tebal antara 2,0 – 5,0 mm dan tidak terdapat lingkaran pada bagian luar cangkang. Daging buah relatif tipis dengan perbandingan daging buah terhadap buah antara 20% – 65%. Sedangkan kernel berukuran besar tetapi kandungan minyaknya rendah.

• Pisifera yaitu : Buah dengan cangkang tipis (bahkan hampir tidak ada) sedangkan daging buahnya tebal. Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi. Kernel berukuran kecil dengan kandungan minyak yang rendah. Jenis Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varitas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini.

• Tenera yaitu : Buah yang memiliki sifat-sifat yang berasal dari Dura dan Pisifera. Cangkang tipis dengan ketebalan antara 1,0 – 2,5 mm dan terdapat lingkaran sabut disekelilingnya. Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi antara 60% – 90%. Tandan buah yang dihasilkan varitas Tenera lebih banyak daripada varitas Dura dan Pisifera tetapi ukuran tandanya relatif lebih kecil.

• Macrocarya yaitu : Buah dengan cangkang sangat tebal, sekitar 4 – 8,5 mm, sedangkan daging buahnya tipis hanya 0,75 – 2,5 mm. Varitas ini jarang sekali digunakan untuk pemuliaan tanaman.

• Diwakka-Wakka yaitu : Buah memiliki dua lapisan daging buah. Ketebalan daging buah tergantung hasil persilangan, yaitu Diwakka-wakka-Dura, Diwakka-wakka-Pisifera dan Diwakka-wakka-Tenera.

3. Varitas Unggul

Varitas-varitas unggul dihasilkan melalui hibridisasi atau persilangan buatan antara varitas Dura sebagai induk betina dengan varitas Pisifera sebagai induk jantan
Dari hasil persilangan antara pohon induk betina (Dura) dan pohon induk jantan (Pisifera) dihasilkan keturunan kesatu (filial ke-1= F-1) yang disebut Tenera ( DP ). Varitas Tenera tersebut sudah banyak dibudidayakan secara komersial karena menghasilkan minyak yang lebih tinggi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar